/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Minggu, 16 November 2014

69 Tahun Sejarah Perjalanan PMI (Palang Merah Indonesia) Sampai Saat Ini






[Infografis] Sejarah Perjalanan PMI (Palang Merah Indonesia) Sampai Saat Ini

69 tahun PMI berdiri, berbagai kegiatan telah dilakukan oleh Organisasi ini, dengan syarat ketentuan tanpa melihat Ras, Agama, kesukuan, dan dari golongan apa mereka wajib di tolong oleh Organisasi kemanusiaan ini , dengan menyematkan semboyan “Setetes Darah Anda Menolong Nyawa Bagi Sesama” PMI terus bergerak kearah perbaikan system dengan berbuat nyata demi kemanusiaan di Negara Indonesia kita tercinta ini.

Mari kita simak Sejarah Perjalanan PMI (Palang Merah Indonesia) Hingga Kini guna " Menjadi Organisasi kemanusiaan yang profesional, tanggap dan dicintai masyarakat"


Quote:


21 Oktober 1873 | NERKAI

Perhimpunan Palang Merah Indonesia (PMI) sudah dimulai sejak masa sebelum perang dunia ke-II. Pemerintahan Kolonial Belanda mendirikan organisasi Palang Merah di Indonesia dengan nama Het Nederland-Indische Rode Kruis (NIRK) yang kemudian namanya menjadi Nederland Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI).

1932 & 1940 | Usulan Pendirian PMI Kepada Pemerintahan Kolonial

Seiring dangan pergeseran waktu, timbul semangat untuk mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali sekitar tahun 1932. Rencana pendirian tersebut dipelopori oleh dr. RCL Senduk dan dr. Bahder Djohan. Rencana itu mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut dalam Sidang Konferensi NERKAI pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak. Dengan sangat terpaksa rancangan tersebut disimpan untuk menanti kesempatan yang lebih tepat.


Quote:



3 September 1945 | Presiden Soekarno Memerintahkan Pembentukan PMI

Seperti tak kenal lelah, saat pendudukan jepang mereka kembali mencoba membentuk suatu Badan Palang Merah Nasional. Namun mengalami kegagalan juga karena mendapat halangan dari pemerintah tentara jepang dan untuk keduakalinya raancangan tersebut harus disimpan.
Akhirnya tepat tujuh belas hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu pada tanggal 3 september 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.


5 September 1945 | Membentuk Panitia Lima

Atas perintah Presiden RI , maka dr. buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI Kabinet I, membentuk panitia lima pada 5 september 1945. Panitia tersebut terdiri atas : dr. R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), serta tiga orang anggota, yaitu dr. Djuhana, dr. Marzuki dan dr. Sitanala.


Quote:


17 September 1945 | Perhimpunan PMI Dibentuk & Ketua Pertama Drs. M. Hatta

Hasil dari kerja panitia lima tersebut akhirnya berhasil membentuk Perhimpunan Palang Merah Indonesia (PMI) pada 17 september 1945, dan diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Pasca pembentukan, PMI mulali merintis kegiatannya dengan member bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Indonesia dan pengembalian tawanan perang Sekutu maupun Jepang.

16 Januari 1950 | Pembubaran & Serah Terima NERKAI Ke PMI

Di dalam satu negara hanya boleh ada satu perhimpunan nasional, maka Pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan tugas-tugas kepalangmerahan kepada PMI.


Quote:


1950 & 1963 | Keppres No. 25 tahun 1950 & No. 246 tahun 1963

PMI terus melakukan kegiatan pemberian bantuan kemanusiaan hingga akhirnya melalui Keputusan Presiden (Keppres)RIS, Keppres Nomor 25 tanggal 16 januari 1950 yang diperkuat dengan Keppres nomor 246 tanggal 29 November 1963, Pemerintah Indonesia mengakui Keberadaan PMI.

Adapun tugas utama berdasarkan keppres RIS No.25 tahun 1950 dan keppres RI No.146 tahun 1963 adalah untuk memberikan bantuan pertama pada korban bencana alam dan korban perang sesuai dengan Konvensi Jenewa.


1950 | PMI Diakui Secara Internasional

Secara Internasional pada 15 juni 1950, keberadaan PMI diakui oleh Komite Internasional Palang Merah (International Committee of the Red Cross) atau disingkat dengan sebutan ICRC. Setelah itu PMI diterima menjadi anggota Perhimpunan Nasional ke-68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah, yang saat ini dikenal dengan IFRC (International Federation of Red Cross and red Crescent Societies) pada 16 oktober 1950.


Quote:


VISI MISI | Kepalangmerahan

Dengan mengusung Visi "Menjadi Organisasi kemanusiaan yang profesional, tanggap dan dicintai masyarakat" PMI Jateng terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan.

Visi tersebut bisa terealisasi apabila 7 misi ini terpenuhi: 
1. Menguatkan dan mengembangkan Organisasi
2. Meningkatkan dan mengembangkan Kualitas SDM
3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepalangmerahan
4. Mengembangkan Kegiatan Kepalangmerahan yang berbasismasyarakat
5. Meningkatkan dan mengembangkan jejaring kerjasama
6. Menyebarluaskan, mengadvokasi dan melaksanakan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta Hukum Perikemanusiaan Internasional.
7. Mengembangkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kepalangmerahan.


PMI Besar Secara | Kuantitas dan Kualitas Pelayanan

Saat ini, PMI telah berdiri di 33 Provinsi, 371 Kabupaten/Kota dan 2654 Kecamatan.PMI mempunyai hampir 1,5 juta sukarelawan yang siap memberikan pelayanan.

Namun sayang masyarakat kita saat ini (setelah 69 PMI itu berdiri dan kokoh) kadang suka “mengeluh” terhadap kinerja PMI tentang penanganan keperluan warga “Miskin” ketika mengalami “Sakit & Dapat Musibah” dari berbagai kecelakaan dan perlunya transpusi darah itu , tanpa sungkan lagi PMI kadang memperjualbelikan darah-darah itu dengan berbagai cara dan gaya penanganan para pasien rumah sakit di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Pasien RS miskin kadang meradang dengan ketidak mampuhan membayar darah yang di perlukan bila pihak Rumah Sakit terpaksa harus mengadakan Oprasi dan transpusi darah bagi pasien tertentu yang mengalami sakit dan kecelakaan mendadak (Misalnya).


Quote:Indonesia masih memerlukan prioritas tentang penanganan masalah Darah , ke-profesionalan pihak PMI di berbagai kota perlu segera di atasi , dengan tanpa harus melupakan si “Miskin” yang memerlukan darah ketika dia jadi pasien sebuah Rumah Sakit , karena bukan hanya uang di arena ini , namun lebih kepada sisi kemanusiaannya yang harus di kedepankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar